latest articles

OPINI DARI MENU YANG TERDAPAT PADA RAZAQ STORE

 

DESAIN PEMODELAN GRAFIK

“RAZAQ.STORE”

DISUSUN OLEH:

Andrew C Sitorus     (50418789)

Ilham Dwi Purnomo (53418253)

Khoufan Itsmi           (53418687)

M. Aufar Rifqi          (54418503)

Raihan Nabeel A.      (55418840)

UNIVERSITAS GUNADARMA
TEKNIK INFORMATIKA
2021


OPINI DARI MENU YANG TERDAPAT PADA RAZAQ STORE


Pada bagian ini merupakan halaman awal saat mengunjungi razaq.store, menurut opini bagian ini cukup membantu pengguna saat ingin memesan suatu produk pada toko razaq.store, karena langsung terdapat pilih katalog yang terdapat pada toko ini, dan jika sudah yakin dengan pesanan nya bisa langsung menghubungi admin lewat whatsapp yang tersedia. Atau ingin memesan lewat aplikasi lain seperti lewat shopee dan tokopedia atau ingin mengunjung Instagram nya dahulu. Mungkin kendala nya pada logo toko yang kekecilan atau kurang besar untuk dipandang oleh pengguna.


Kemudian jika pengguna masuk kedalam bagian OFFICIAL WEBSITE, maka akan menampilkan bagian seperti ini. Ini merupakan bagian isi katalog yang tersedia pada toko razaq.store. Menurut opini tampilan ini cukup membantu pengguna saat ingin melihat-lihat isi katalog apa saja yang tersedia, dan juga langsung terdapat daftar harga di setiap katalog nya.


Pada tampilan sebelumnya terdapat bagian untuk Rating. Dan ini tampilan pada bagian Rating tersebut. Menurut opini bagian ini cukup membantu pengguna saat sedang melihat-lihat isi katalog lalu seketika pengguna melihat Rating ini sebagai patokan para pembeli sebelumnya yang telah membeli dan memberi Rating pada toko razaq.store.


Ini merupakan bagian Info Toko yang terdapat pada bagian sebelumnya, dan ini tampilan saat memilih Info Toko. Bagian ini menunjukkan toko razaq.store juga terdapat atau bisa memesan lewat beberapa platform seperti yang ada pada contoh tersebut, cukup membantu pengguna jika ingin memesan lewat platform selain website dan ini juga terdapat seperti pada bagian halaman paling awal.


Pada tampilan sebelumnya juga terdapat  bagian Blog. Menurut opini bagian ini sebagai tempat media informasi terkini dari toko razaq.store seperti informasi promosi atau yang lainnya untuk menarik perhatian pembeli sebagai suatu strategi penjualan.


Pada tampilan sebelumnya saat bagian katalog, terdapat pilihan Lihat Produk dari masing-masing setiap produk. Dan jika dipilih maka akan menampilkan hasilnya seperti ini. Menurut opini bagian tampilan ini cukup menarik saat pengguna melihatnya. Karena terdapat bagian produk yang dipilih dengan tulisan nama produk tersebut dan harga yang telah ditentukan. Kemudian dibawahnya juga terdapat keterangan dari katalog yang dipilih ini untuk pengguna mengetahuinya. Dan jika sudah yakin ingin membeli nya, maka pilih bagian Beli Sekarang.

 















Read more

DESAIN PEMODELAN GRAFIK


RIVIEW
“RAZAQ.STORE”

MENU YANG TERDAPAT PADA RAZAQ.STORE



            Pada halaman pertama ketika masuk kedalam link maka akan menampilkan tampilan seperti berikut. Ini merupakan tampilan yang ketika dipilih maka akan melanjutkan pembelanjaan melalui pihak yang akan dipilih pengguna.



            Ketika pengguna memilih melanjutkan ke dalam bagian OFFICIAL WEBSITE pada tampilan awal, maka akan menampilkan tampilan seperti berikut. Dan pada tampilan ini pengguna dapat langsung melihat dengan isi katalog penjualan beserta harga nya. Pengguna juga dapat langsung mengorder atau membeli nya.

            Pada tampilan ini juga terdapat 3 pilihan yang terdapat di atas katalog penjualan. Ada Rating, Info Toko, dan Blog



Ketika pengguna menekan tulisan Rating maka akan menampilkan tampilan seperti ini, untuk memberikan hasil nilai kepuasan pengguna terhadap Razaq.store.

 



            Ketika pengguna menekan tulisan Info Toko maka akan menampilkan tampilan seperti ini, untuk memberi tahu jika pemesanan bisa didapatkan selain pada OFFICIAL WEBSITE.



            Ketika pengguna menekan tulisan Blog maka akan menampilkan tampilan seperti ini, untuk menemukan tentang hal-hal baru dari Razaq.store seperti event atau yang lainnya.




            Nah ketika pengguna mengklik salah satu Produk maka tampilannya seperti gambang diatas sebelah kiri setelah itu kita bisa melakukan komunikasi dengan Penjual pada bagian dibawah dan nantinya akan muncul tampilan seperti gambar diatas kanan.

          



            Pada gambar diatas kiri akan diminta login untuk memulai percakapan dengan pelanggan dan gambar daitas sebelah kanan percakapan antara Pengguna & Penjual

     




            Gambar diatas tampilan ketika kita klik Beli Sekarang. Pengguna bias memilih jumlah order sesuai kebutuhan.

   




          Tampilan diatas ketika kita melanjutkan proses order yang nantinya akan meminta konfirmasi alamat, no.telp, dan nama pembelinya.

 



            Setelah itu lanjut ke metode pembayaran dengan beberapa pilihan jasa Ekespedisi. Disini kita akan coba pilih JNE (COD) dan selanjutnya klik Selesaikan Order.

          




            Tampilan setelahnya seperti gambar diatas yaitu BIL dari Penjual dan barang akan dikonfirmasi oleh Pejual. Setelah di konfirmasi Penjual barang akan dikirim.

Read more

Analisis Desain Grafis di Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0

 


Analisis Desain Grafis di Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0

Dinamika desain grafis/komunikasi visual selalu terkait erat dengan perkembangan teknologi. Apabila kita menengok ke belakang, ketika teknologi informasi mulai menguasai dunia di pertengahan 90-an, di Indonesia terjadi ‘penggusuran’ besar-besaran terhadap desainer manual. Profesi seperti paste-up artist, tukang setting, tukang stensil, digantikan oleh desainer pengguna komputer. Saat itulah masuknya arus besar Revolusi Industri 3.0.

Sekitar tahun 2010-an, aktivitas desain grafis instan makin marak. Penggunaan desain siap pakai, seperti template, mock-up, clipart menggantikan desain yang dimulai dari nol dan riset yang dianggap mahal dan bertele-tele. Akibatnya desain makin tidak dipandang sebagai proses mencari solusi, melainkan hanya sekedar make-up/dekorasi.

Dengan cara berpikir semacam itu, mulailah bermunculan kelompok-kelompok desainer di kampung. Para petani, buruh pabrik, kuli bangunan kini beralih profesi menjadi desainer kontes-kontes desain di internet. Bagaimana tidak alih profesi? Upah buruh yang sebelumnya Rp.450.000,- perbulan, setelah menjadi desainer kontes bisa naik menjadi Rp.20.000.000,- perbulan, apabila sering menang kontes.

Fenomena di atas merupakan beberapa manifestasi dari Revolusi Industri 4.0 di bidang desain grafis di Indonesia. Dalam konteks desain yang telah bergeser ini, siapapun bisa menjadi desainer. Bahkan teknologi perangkat genggam dan aplikasinya sekarang sangat memungkinkan kita untuk mendesain kapanpun dan di manapun melalui puluhan apps desain instan yang siap diunduh dan digunakan secara gratis!

Dalam surat kabar Kompas 3 Mei 2017 mengenai dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap bidang-bidang profesi, diprediksi pekerjaan desainer grafis/komunikasi visual akan tetap ada. Prediksi tersebut mungkin benar, namun substansi desain dan pelakunya di masa depan makin berubah. Berikut ini adalah beberapa prakiraan para ahli mengenai pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap bidang Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual:

– Semua peralatan kerja akan saling terhubung di internet (IoT/Internet of Things), dan kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) ditanamkan di dalamnya. Rob Girling (konsultan desain Artefact) memperkirakan: software/apps desain grafis akan membuatkan ratusan alternatif layout/logo dalam seketika, pengguna tinggal menyediakan teks dan gambarnya saja.

– Karena pekerjaan mendesain makin dipermudah, maka bisa dilakukan oleh siapapun. Imbasnya, menurut Duane Bray dari Ideo: kelak posisi desainer tidak harus dipegang oleh yang berlatar belakang desain, yang penting berpikiran terbuka dan punya niat belajar tinggi.

– pencetakan tiga dimensi (3D printing), robotik, VR/Virtual Reality, AR/Augmented Reality akan menjadi hal yang umum. Menurut John Maeda (desainer dan teknolog): desainer akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Desainer Klasik, contohnya Desainer Grafis, Desainer Interior, dan Desainer Komputasional (computational designer), yaitu mereka yang berkecimpung dengan kode dan program. Desainer komputasional ini bersifat hybrid (kombinasi), bisa mengerjakan desain klasik, juga akrab dengan teknologi. Kepala jurusan Integrated Design Universitas Texas, Doreen Lorenzo bahkan memperkirakan peran Desainer Klasik akan segera mati dan digantikan oleh kecerdasan buatan, di masa depan semua desainer akan menjadi hybrid.

– Lama-kelamaan desain bukan lagi sebuah bidang yang berdiri sendiri, keberadaannya makin lama makin tidak kentara karena ia melebur dengan bisnis, teknologi, pendidikan, dan disiplin lainnya. Batasan antara area desain dan yang lainnya akan semakin kabur. Menurut Cees de Bont (Dekan School of Design, Universitas Politeknik Hong Kong): ditengah kondisi seperti itu desainer perlu memperluas pengetahuan akan bidang-bidang di luar desain, serta keterampilannya dalam hal teknologi, komunikasi dan bisnis.

Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Terhadap Bidang Desain Grafis



Di era Revolusi Industri 4.0 ini, dinamika desain grafis/komunikasi visual selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Dahulu, ketika teknologi informasi mulai menguasai dunia di pertengahan 90-an, di Indonesia terjadi “penggusuran” terhadap desainer manual. Profesi seperti paste-up artist, tukang setting, tukang stensil, digantikan oleh desainer pengguna komputer. Saat itulah masuknya Revolusi Industri 3.0.

Aktivitas desain grafis instan makin marak, pada tahun 2010-an. Penggunaan desain siap pakai menggantikan desain yang dimulai dari nol. Akibatnya desain mulai tidak dipandang sebagai proses mencari solusi, melainkan hanya sekedar dekorasi.

Dengan cara berpikir seperti itu, mulai muncul kelompok-kelompok desainer di kampung. Fenomena ini merupakan bentuk manifestasi dari Revolusi Industri 4.0 di bidang desain grafis di Indonesia. Teknologi perangkat genggam dan aplikasinya sekarang sangat memungkinkan kita untuk membuat desain di mana pun dan kapan pun.

Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap bidang-bidang profesi, di prediksi bahwa pekerjaan desainer grafis akan tetap ada. Namun, substansi desain dan pelakunya di masa depan makin berubah. Berikut ini adalah beberapa prakiraan para ahli mengenai pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap bidang desain grafis:

Semua peralatan kerja akan berhubungan dengan internet. Selain itu, kecerdasan buatan pun akan ditanamkan di dalamnya. Rob Girling (konsultan desain Artefact) memperkirakan bahwa software atau aplikasi desain grafis akan membuatkan ratusan alternatif layout/logo dalam seketika.

Karena mendesain dilakukan dengan mudah, maka dapat dilakukan oleh siapa pun. Menurut Duane Bray dari Ideo posisi desainer nantinya tidak harus dipegang oleh yang  berlatar belakang desainer. Yang terpenting ialah memiliki pemikiran yang terbuka dan niat belajar yang tinggi.

Percetakan tiga dimensi (3D printing), akan menjadi hal yang umum. Menurut John Maeda (desainer dan teknologi) : desainer akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu desainer klasik, contohnya desainer grafis, desainer interior. Yang kedua yaitu desainer komputasional, desainer ini akan berkecimpung dengan kode dan program.

Desain bukan lagi sebuah bidang yang berdiri sendiri. Keberadaannya makin lama makin melebur dengan bisnis, teknologi, pendidikan, dan disiplin lainnya. Menurut Cees de Bont (Dekan School of Design, universitas politeknik Hong Kong), di tengah kondisi seperti ini desainer perlu memperluas pengetahuan bidang-bidang di luar desain.

 

Daftar Pustaka:

[1] Surianto Rustan. (Mei 2017). Desain Grafis di Indonesia dalam Revolusi Industri 4.0. https://www.suriantorustan.com/desain-grafis-di-indonesia-dalam-revolusi-industri-4-0/

[2] Resti Fauziah. (November 2020). Inilah Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Terhadap Bidang Desain Grafis. https://www.depokpos.com/2020/11/inilah-pengaruh-revolusi-industri-4-0-terhadap-bidang-desain-grafis/


Read more

INFORMATIKA KESEHATAAN


Program kesehatan dunia dan Indonesia




Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang  dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang  sangat  mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
1.Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,
2.Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,
3.Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan,
4.Menurunkan Angka Kematian Anak,
5.Meningkatkan Kesehatan Ibu,
6.Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,
7.Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan
8.Membangun Kemitraan Global untuk Pembangun (Kusumawardani, 2013)

Sustainable Development Goals dengan 17 target pencapaian.


LATAR BELAKANG

Pada 25-27 September 2015 dunia menyepakati 17 program pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDGs). Secara garis besar, 17 tujuan SDGs dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,pembangunan lingkungan hidup, dan governance.

Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor. Sektor-sektor itu adalah menjamin kehidupan yang sehat, memastikan pemerataan kualitas pendidikan dan pendidikan inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan mencapai kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara lain memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik, mencapai akses universal ke air dan sanitasi, menjamin energi yang berkelanjutan, memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan, mengelola ekosistem yang berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

Sedangkan tujuan SDGs di pilar ekonomi yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua, membangun infrstruktur, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkesinambungan dan mendorong inovasi, membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet, dan berkelanjutan.

Dalam bidang governance, tujuan SDGs antara lain mengurangi kesenjangan dalam dan antarnegara, memastikan masyarakat stabil dan damai, dan memperkuat cara pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Tujuan-tujuan SDGs tersebut mempunyai sejumlah target yang akan dicapai, dan untuk itu diperlukan strategi serta indikator pencapaian SDGs tersebut. Berikut akan diuraikan strategi yang perlu dilakukan dan (calon) indikator yang dapat digunakan.

STRATEGI PENCAPAIAN TARGET DAN INDIKATOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

TUJUAN 1.

MENGHAPUS SEGALA BENTUK KEMISKINAN

Strategi :

Memperluas dan menyempurnakan pelaksanaan sistem jaminan sosial terutama jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan

Meningkatkan ketersediaan penyediaan pelayanan dasar yang disertai dengan peningkatan kualitas pelayanannya dan jangkauannya bagi masyarakat miskin dan rentan berupa pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial dan infrastruktur dasar

Meningkatkan kemampuan penduduk miskin dalam mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan melalui penguatan asset sosial penduduk miskin, peningkatan kemampuan berusaha dan bekerja penduduk miskin, dan peningkatan dan perluasan akses penduduk miskin terhadap modal.

Indikator :

Persentase penduduk dengan daya beli di bawah $1,25 per kapita per hari (PPP)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, dibedakan
Persentase penduduk yang tercakup dalam program perlindungan sosial
Jumlah bidang tanah yang bersertifikat di perdesaan
Persentase realisasi terhadap target sertifikasi tanah di perdesaan
Jumlah korban bencana alam yang meninggal dunia
Kerugian akibat bencana alam dalam rupiah dan $US

TUJUAN 2.

MENGAKHIRI KELAPARAN, MENCAPAI KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN GIZI, DAN MENCANANGKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Strategi :
Peningkatan produksi padi dan sumber pangan protein dari dalam negeri; 
Peningkatan kelancaran distribusi dan penguatan stok pangan dalam negeri; 
Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; dan 
Mitigasi gangguan iklim terhadap produksi pangan.
Indikator :
Persentase produksi yang dicapai terhadap target produksi pertanian tanaman pangan
Jumlah penyuluh pertanian per 1000 petani
Persentase petani yang mendapatkan penyuluhan
Perubahan tahunan luas lahan kritis

TUJUAN 3.

MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEHAT DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK DI SEGALA USIA

Strategi :

Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan
Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan
Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi
Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan
Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.
Indikator :

Angka kematian neonatal, bayi dan balita
Angka Kematian Ibu
Prevalensi HIV/AIDS, jumlah kasus baru dan kasus kumulatif
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan ARV
Angka kematian akibat HIV yang dilaporkan (CFR)
Angka kejadian tuberkolosis (semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
Tingkat prevalensi tuberkolosis (per 100.000 penduduk)
Tingkat kematian karena tuberkolosis (per 100.000 penduduk)
Insiden malaria
Jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk
Rata-rata polusi udara perkotaan (PM10)
Persentase balita yang menerima imunisasi lengkap
Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR)
Fasilitas program kesehatan jiwa di RS dan Puskesmas
Skor pola pangan harapan (PPH)
Prevalensi gemuk dan sangat gemuk
Prevalensi perokok saat ini penduduk usia 15 tahun ke atas
Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan 1 bulan terakhir

TUJUAN 4.

MENJAMIN KUALITAS PENDIDIKAN YANG ADIL DAN INKLUSIF SERTA MENINGKATKAN KESEMPATAN BELAJAR SEUMUR HIDUP UNTUK SEMUA

Strategi :

Melaksanakan wajib belajar 12 tahun; 
Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan formal
Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan
Memperkuat kurikulum dan pelaksanaannya
Memperkuat sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel
Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru
Meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi
Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi
Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi; (10) meningkatkan tata kelola kelembagaan perguruan tinggi.
Indikator :

Persentase anak yang mengikuti pendidikan prasekolah.
Angka Kelulusan SD
Angka Kelulusan SMP dan SMA
APK Pendidikan Tinggi

TUJUAN 5.

MENCAPAI KESETARAAN GENDER DAN MEMBERDAYAKAN SEMUA PEREMPUAN DAN ANAK PEREMPUAN

Strategi:

Peningkatan pemahaman dan komitmen tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, di tingkat nasional maupun di daerah
Penerapan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (pprg) di dalam berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, politik, ekonomi, dan hukum.
Indikator :

Prevalensi wanita 15-49 tahun yang mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh pasangan intimnya dalam 12 bulan terakhir.
Persentase kasus kekerasan seksual dan berbasis gender terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan, diselidiki dan dijatuhi hukuman.
Persentase wanita berusia 20-24 tahun yang telah menikah atau menikah sebelum berusia 18 tahun.
Prevalensi praktek tradisional yang berbahaya.
Jumlah rata-rata jam yang dihabiskan untuk pekerjaan dibayar dan tidak dibayar (beban kerja total), berdasarkan jenis kelamin.
Persentase kursi yang diduduki perempuan dan minoritas di parlemen nasional dan/atau daerah
Tingkat kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi.
Angka kelahiran total.


TUJUAN 6.
MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN MANAJEMEN AIR DAN SANITASI SECARA BERKELANJUTAN

Strategi  :

Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi
Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi
Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat
Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi.
Indikator :

Proporsi rumah tangga yang memiliki akses air minum layak
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak,
Persentase total sumber air yang digunakan.

TUJUAN 7.

MENJAMIN AKSES TERHADAP ENERGI YANG TERJANGKAU, DAPAT DIANDALKAN, BERKELANJUTAN, DAN MODERN

Strategi :

Meningkatkan produksi energi primer terutama minyak dan gas dari lapangan yang mengalami penurunan tingkat produksinya
Meningkatkan cadangan penyangga dan operasional energi
Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi; meningkatkan aksesibilitas energi
Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi dan listrik
Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih transparan dan tepat sasaran
Memanfaatkan potensi sumber daya air untuk PLTA.
Indikator :

Persentase rumah tangga yang menggunakan bahan bakar (listrik, gas/ elpiji, gas kota, dan minyak tanah ) untuk memasak
Persentase rumah tangga dengan sumber penerangan utama listrik PLN dan listrik non PLN
Tingkat intensitas energi primer

TUJUAN 8.
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG MERATA DAN BERKELANJUTAN, TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DAN PRODUKTIF, SERTA PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK SEMUA

Strategi :

Mengoptimalkan kerjasama global dengan memperhatikan dimensi sosial dan budaya
Memperluas lapangan kerja
Meningkatkan iklim investasi dan promosi ekspor
Meningkatkan sinergi arah kebijakan industri 
Meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja serta pengembangan sistem kerja yang layak
Pendalaman kapital dan pendidikan tenaga kerja
Peningkatan partisipasi perempuan dalam tenaga kerja.
Indikator :

PNB per kapita (PPP, current US$ Atlas method)
Laporan dan implementasi Sistem Neraca Ekonomi dan Lingkungan
Persentase angkatan kerja usia 15-24 tahun yang bekerja, menurut sektor formal dan informal
Ratifikasi dan implementasi standar kerja fundamental ILO dan kepatuhan dalam hukum dan praktek

TUJUAN 9.

MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TANGGUH, MEMPROMOSIKAN INDUSTRIALISASI INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN DAN MENDORONG INOVASI

Strategi :

Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda
Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung sistem logistik nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global
Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada koridor ekonomi, kawasan industri khusus, kompleks industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi
Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi
Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan
Mentransformasi kewajiban pelayanan universal (universal service obligation/USO) menjadi broadband-ready dengan cara reformulasi kebijakan penggunaan dana USO yang lebih berorientasi kepada ekosistem broadband (tidak hanya untuk penyediaan infrastruktur dan daerah perdesaan) dan memperkuat kelembagaan pengelola dana USO
Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas
Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband termasuk di daerah perbatasan negara 
mempercepat implementasi e-government dengan mengutamakan prinsip keamanan, interoperabilitas dan cost effective
Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK
Indikator :

Akses terhadap jalan untuk segala musim/all season road
Langganan broadband telepon genggam per 100 penduduk, menurut perkotaan/ pedesaan
Persentase rumahtangga dengan akses internet di perdesaan
Nilai tambah sektor manufaktur (MVA) sebagai persentase terhadap PDB
Jumlah emisi gas rumah kaca
Persentase jumlah pekerja sektor industri terhadap total tenaga kerja

TUJUAN 10.

MENGURANGI KETIMPANGAN DALAM DAN ANTAR NEGARA

Strategi :

Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan produkif ke dalam sektor industri pengolahan unggulan
Pengembangan aktivitas ranta pengolahan yang bersifat penambahan nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan komoditas unggulan berbasiskan agro industri
Perbaikan rantai distribusi komoditas unggulan yang berpihak kepada petani kecil
Pengembangan ekonomi lokal di pulau‐pulau terluar berbasis potensi alam daerah setempat.
Indikator :

Persentase rumahtangga dengan pendapatan di bawah 50% dari median pendapatan (“kemiskinan relatif”)
Koefisien Gini
Persentase BPR terhadap Pendapatan Nasional Bruto

TUJUAN 11.

MEMBUAT KOTA DAN PEMUKIMAN PENDUDUK YANG INKLUSIF, AMAN, TANGGUH, DAN BERKELANJUTAN

Strategi :

Perwujudan sistem perkotaan nasional (SPN)
percepatan pemenuhan standar pelayanan perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni
Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana
Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal
Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan,
Indikator :

Persentase penduduk perkotaan tinggal di daerah kumuh
Persentase rumah tangga di perkotaan menurut perlakuan terhadap sampah
Ruang terbuka hijau di perkotaan

TUJUAN 12.

MENJAMIN POLA PRODUKSI DAN KONSUMSI YANG BERKELANJUTAN

Strategi :

Inventarisasi dan sinkronisasi kebijakan sektor-sektor prioritas terkait dengan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
Menggalakkan penggunaan teknologi bersih untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan mengurangi limbah
Penyebaran informasi ketersediaan produk ramah lingkungan bagi konsumen/ masyarakat mengenai manfaat produk tersebut
Pengembangan standar produk ramah lingkungan yang terukur
Pengembangan peraturan dan standar pelayanan publik dalam penerapan pola konsumsi berkelanjutan.
Indikator :

Kerugian pascapanen (susut hasil panen padi)
Konsumsi bahan perusak ozon
Kedalaman optik aerosol (AOD)

TUJUAN 13.

MENGAMBIL TINDAKAN SEGERA UNTUK MEMERANGI PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAKNYA

Strategi :

Peningkatan pelibatan sektor baik di pusat maupun di daerah untuk melaksanakan kegiatan penurunan emisi dan pengalokasian pendanaannya; 
Standarisasi kegiatan penurunan emisi di setiap sektor., 
Meningkatkan kontribusi swasta dan masyarakat dalam penurunan emisi GRK; 
Pengembangan dan penerapan insentif fiskal; 
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan RAN/RAD-GRK dan adaptasi; 
Pelaksanaan kegiatan dan rencana aksi terkait dengan REDD+, baik yang berdampak langsung, maupun tidak langsung pada penurunan emisi GRK; 
Pengembangan indeks dan indikator kerentanan, serta penguatan sistem informasi iklim dan cuaca; 
Pelaksanaan kajian kerentanan dan peningkatan ketahanan (resiliensi) pada sektor yang sensitive serta pelaksanaan pilot adaptasi; 
Sosialisasi RAN-API dan peningkatan kapasitas daerah dalam upaya adaptasi.
Indikator :

Intensitas CO2 dari sektor listrik (gCO2 per KWh)
Intensitas CO2 dari sektor transportasi (gCO2/vkm)

TUJUAN 14.

MELESTARIKAN SAMUDERA, LAUT, DAN SUMBER DAYA KELAUTAN SECARA BERKELANJUTAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Strategi :

Peningkatan sarana dan prasarana dalam mendukung konektivitas laut; 
Peningkatan sdm, iptek, wawasan dan budaya bahari; 
Peningkatan tata kelola dan pengamanan wilayah juridiksi dan batas laut Indonesia; 
Peningkatan pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan pengendalian kegiatan illegal; 
Pengelolaan pulau-pulau kecil, terutama pulau-pulau terluar. pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar; (6) peningkatan pengamanan pesisir dan konservasi perairan
Indikator :

Ocean Health Index
Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman
TUJUAN 15.

MELINDUNGI, MEMULIHKAN, DAN MENINGKATKAN PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN TERHADAP EKOSISTEM DARAT, MENGELOLA HUTAN SECARA BERKELANJUTAN, MEMERANGI DESERTIFIKASI, DAN MENGHENTIKAN DAN MEMULIHKAN DEGRADASI LAHAN DAN MENGHENTIKAN HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

Strategi :

(1) Peningkatan instrumen penegakan hukum; (2) peningkatan efektivitas penegakan hukum; (3) peningkatan efektivitas dan kualitas pengelolaan hutan
Indikator :

Perubahan tahunan kawasan hutan dan lahan budidaya
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
Red List Index

TUJUAN 16.

MENINGKATKAN MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN DAMAI UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, MENYEDIAKAN AKSES TERHADAP KEADILAN BAGI SEMUA, DAN MEMBANGUN INSTITUSI YANG EFEKTIF, AKUNTABEL DAN INKLUSIF DI SEMUA

Strategi :

Mempromosikan proses pembangunan yang inklusif; 
Menghormati hak-hak semua kelompok sosial-budaya, minoritas, masyarakat adat, agama; 
Melestarikan seluruh budaya warisan dan sumber daya alam dan 
Menghormati hak mereka untuk menentukan dan mewujudkan aspirasi pembangunannya.
Indikator :

Jumlah desa menurut adanya korban perkelahian massal (meninggal dan luka- luka), indikator proksi
Pengungsi dan pengungsian internal akibat konflik dan kekerasan
Corruption Perception Index (CPI), IPK Kota di Indonesia
Persentase balita yang memiliki akta kelahiran
Kepatuhan terhadap rekomendasi dari UPR dan perjanjian PBB
Indikator dari variabel kebebasan berkumpul dan berserikat
TUJUAN 17.

MEMPERKUAT SARANA PELAKSANAAN DAN MEREVITALISASI KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Strategi :

Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global; 
Meningkatkan kesiapan publik domestik dan meningkatnya peran (kontribusi) dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN; 
Menguatkan diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum bilateral, multilateral, regional dan global; 
Meningkatkan peran Indonesia dalam kerja sama selatan selatan dan triangular; 
Meningkatkan promosi dan pemajuan demokrasi dan HAM; 
Meningkatkan kerjasama ekonomi internasional di tingkat multilateral, regional, dan bilateral dengan prinsip mengedepankan kepentingan nasional, saling menguntungkan, serta memberikan keuntungan yang maksimal bagi pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
(indconsult, 2016)
1. Rumus Perhitungan Pravelensi HIV
Jumlah Pddk Laki & Perempuan 15-49 thn yang HIV  x  100%
     Jumlah Pddk Laki & Perempuan 15-49 thn

Data :
Jumlah penduduk 15-49: 5.979.000
terkana hiv 15-49: 349.882

   349.882    x 100% =    0,0585% = 0.56%(pembulatan)
  5.979.000            

2. Rumus Perhitungan Pravelensi Malaria

 Jumlah kasus malaria tahun tertentu  x 1000
 Jumlah penduduk tahun yang sama

Data :
Jumlah penduduk jawa tengah : 34.490.835
Terkena Malaria : 806 

      806        x 1000 = 0,02
 34.490.835         

3. Rumus Perhitungan Angka Kematian Bayi

 Jumlah kematian bayi (<1 tahun) pada tahun tertentu  x 1000
          Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

Data:
Jumlah Lahir hidup bayi Laki-laki Jakarta Timur (2015) : 21971
Jumlah Kematian bayi laki laki Jakarta Timur (2015) : 66

   66    x 1000 = 3,00
21971

4. Rumus Perhitungan Angka Kematian Balita

 Jumlah kematian penduduk usia (<5 tahun) pada tahun tertentu  x 1000
                Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

Data:
Jumlah Lahir hidup balita Laki-laki Jakarta Timur (2015) : 21971
Jumlah Kematian balita Laki laki Jakarta Timur (2015) : 401

   401    x 1000 = 18,25
 21971

5. Rumus Perhitungan Angka Kematian Malaria

 Jumlah kematian karena malaria tahun teretentu  x 100.000
          Jumlah penduduk tahun yang sama

Data: 
Jumlah Kematian karna malaria tahun 2010 (dunia) : 665.000
Jumlah penduduk tahun 2010 (Dunia) : 6.933.000.000

     665.000       x 100.000 = 9,509 = 9,51 = 10 (pembulatan)

6.993.000.000

DAFTAR PUSTAKA 



Indconsult. (2016, Maret 12). STRATEGI PENCAPAIAN TARGET DAN INDIKATOR SDGs. Retrieved from Darfison:http://indconsult.blogspot.com/2016/03/strategi-pencapaian-target-dan.html

Kusumawardani, A. D. (2013, Agustus 13). Apa itu MDGs? Retrieved from KOMPASIANA: https://www.kompasiana.com/annisadewikusumawardani/5528a3dff17e61fa6f8b4570/apa-itu-mdgs


Read more